Stroke bisa terjadi secara tiba-tiba dan cepat. Oleh karena itu, pertolongan pertama diperlukan untuk gejala stroke. Langkah ini dapat mencegah komplikasi dan meningkatkan peluang kelangsungan hidup pasien stroke.
Tindakan Pertolongan Pertama untuk Gejala Stroke
Serangan Stroke Dapat Terjadi Kapan Saja, Di Mana Saja Stroke adalah penyakit yang dapat diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke otak.
Ketika stroke terjadi, sel-sel otak mulai mati karena mereka tidak lagi menerima oksigen dan nutrisi yang mereka butuhkan untuk berfungsi.
Orang yang terkena stroke sering mengalami kesulitan mencari pertolongan, sering kehilangan keseimbangan atau kesadaran, dan bisa jatuh. Oleh karena itu, penting bagi pasangan, anggota keluarga, dan orang yang dicintai untuk lebih peka dan penuh perhatian saat memberikan pertolongan pertama untuk gejala stroke.
Untuk pertolongan pertama jika terjadi gejala stroke, tetap tenang dan jangan panik, kemudian segera hubungi bantuan darurat 118/119 atau ambulans.
1. Perhatikan Kondisi Pasien Stroke Salah satu langkah awal meredakan gejala stroke adalah dengan memperhatikan terlebih dahulu kondisi pasien.
Seperti disebutkan di atas, stroke dapat menyebabkan seseorang kehilangan keseimbangan dan jatuh. Oleh karena itu, langkah pertolongan pertama yang paling penting pada stroke adalah memastikan pasien dalam keadaan sadar atau tidak.
Ini karena pertolongan pertama pada orang yang sadar dan tidak sadar tentu berbeda.
Jika penderita dalam kondisi sadar
- Perlahan bawa pasien stroke ke posisi yang nyaman, idealnya berbaring miring dengan kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dari tubuh, ditopang oleh pakaian.
- Lepaskan pakaian luar pasien, kerah kemeja berkancing.
- Jika pasien menjadi dingin, kenakan mantel tebal untuk menjaga tubuh mereka tetap hangat.
- Periksa jalan napas pasien untuk benda atau zat, seperti muntah di mulut, yang mungkin atau mungkin tidak menghalangi pernapasan.
- Jangan memberi makanan atau minuman.
Perhatikan setiap gejala atau perubahan kondisi pasien untuk kemudian dilaporkan ke staf medis rumah sakit.
Jika penderita dalam kondisi tidak sadarkan diri
Seseorang yang pingsan harus dipantau saluran napas dan detak jantungnya. Untuk melakukan ini, angkat dagu Anda dan miringkan kepala pasien sedikit ke belakang untuk melihat apakah mereka bernafas atau tidak, atau Anda dapat mendekatkan pipi Anda ke area mulut pasien untuk melihat apakah mereka bernafas atau tidak.
Jika Anda tidak dapat mendengar suara napas Anda dan Anda tidak dapat merasakan detak jantung Anda, segera lakukan CPR (resusitasi jantung paru).
2. Menentukan gejala pasien stroke dengan metode FAST
Orang yang kehilangan kesadaran dan jatuh belum tentu mengindikasikan stroke.
Nah, untuk mengetahui apakah seseorang benar-benar terkena stroke atau tidak, Anda bisa melakukan empat langkah deteksi stroke dengan menggunakan metode FAST. CEPAT artinya:
Face: Periksa untuk melihat apakah wajah pasien dapat bergerak dengan normal, terasa mati rasa, atau satu sisi wajah kendur.
Arms: ini buruh 1 orang yang membantu anda untuk mengankat kedua tanganya. Periksa apakah salah satu tangan pasien lebih rendah dari yang lain.Lengan – Coba minta orang tersebut untuk mengangkat kedua tangannya. Periksa apakah salah satu tangan pasien lebih rendah dari yang lain.
Speech: Undang orang tersebut untuk berkomunikasi, mengajukan pertanyaan, dan memperhatikan cara mereka berbicara dan merespons. Orang yang mengalami stroke akan mengalami kesulitan mengucapkan kata-kata dengan jelas dan memahami apa yang dikatakan orang lain.
Time: Jika gejala stroke muncul pada setiap langkah pemeriksaan, segera dapatkan bantuan medis darurat.
3. Mengenali kemungkinan gejala awal stroke
- Kesulitan menelan
- Kesulitan berbicara
- Kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan pada satu atau kedua mata
- Merasa mati rasa pada wajah, tangan dan kaki , terutama satu sisi
- Kebingungan
- Keseimbangan
- kehilangan kesadaran
4. Segera hubungi ambulans
Jika Anda telah berhasil mengidentifikasi stroke pada orang lain, Anda harus segera mencari pertolongan medis dengan menelepon layanan darurat atau ambulans.
pasien stroke dapat langsung dibawa ke rumah sakit sebagai tindakan pertolongan pertama terhadap gejala stroke, namun jika dilakukan secara mandiri tanpa bantuan tenaga medis, maka berisiko membahayakan kondisi pasien stroke.
Alasannya, ambulans tentu memiliki fasilitas medis yang lebih luas, seperti pertolongan pertama untuk gejala stroke. Sebagai langkah awal, tim medis di ambulans dapat memantau gejala stroke pasien dalam perjalanan ke rumah sakit.
Memanggil nomor darurat atau ambulans akan menyelamatkan nyawa pasien stroke lebih cepat daripada membawa mereka ke rumah sakit sendirian tanpa bantuan medis.
5. Perawatan dan Pengobatan
Ketika bantuan medis tiba, mereka akan memantau detak jantung dan tekanan darah pasien dan memastikan mereka tetap normal.Bahkan, tim medis ambulans dapat melakukan tes darah dan CT scan pada pasien di ambulans (pada ambulans tertentu). Juga, pasien stroke di ambulans dapat diberikan obat stroke lini pertama, seperti alteplase, untuk menghancurkan gumpalan darah yang menghalangi otak.
Jenis obat ini sangat membantu dalam mencegah kecacatan jangka panjang dan mengurangi risiko kematian pasien.
Namun, karena alteplase obat stroke tidak boleh diberikan sampai 3 jam setelah gejala stroke muncul, tim medis biasanya akan menanyakan serangkaian pertanyaan kepada Anda atau orang yang menemani pasien tentang kapan gejala mulai muncul. Menurut American Heart Association, pengobatan pertolongan pertama untuk gejala stroke harus diberikan dalam waktu 4,5 jam setelah stroke. Jika kondisi pasien sangat serius, tindakan dokter mungkin termasuk operasi pengangkatan bekuan darah, yang dilakukan dalam waktu 24 jam setelah gejala stroke.
Bolehkah penderita stroke di pijat?
Stroke merupakan penyakit yang menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Penyakit ini bisa disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah di otak atau pecahnya pembuluh darah di otak.
Salah satu komplikasi jangka panjang yang paling umum dari stroke adalah kelumpuhan di berbagai bagian tubuh.
Beberapa orang yang menderita kondisi ini sering memijat dirinya sendiri karena diyakini dapat meredakan gejala yang ada.
Pijat dan gerakan pasif tubuh pasien memang merupakan salah satu cara yang paling umum dilakukan untuk menjaga kelenturan otot dan mencegah kekakuan sendi, tapi apakah pasien stroke bisa memijat dirinya sendiri?
Manfaat Pijat Bagi Korban Stroke
Korban stroke mengalami kelumpuhan akibat gangguan pada saraf motorik di otak.
Namun perlu diingat bahwa kelumpuhan ini dapat diatasi secara perlahan dan bertahap melalui proses rehabilitasi, meskipun dalam beberapa kasus pasien mungkin tidak sembuh total.
Pada dasarnya pijat merupakan metode yang aman bagi pasien stroke dan telah lama digunakan dalam proses rehabilitasi pasien stroke.
Artikel Lain: Mengatasi Berbagai Penyebab Stroke Dini
Pijat dapat meningkatkan sirkulasi dan merangsang sel-sel otot dan saraf, sehingga teknik ini sangat membantu dalam mengatasi kelumpuhan.
Pijatan ini paling baik dikombinasikan dengan latihan penguatan otot kaki dan panggul.