Komplikasi dari diabetes melitus sangat mungkin terjadi dan dapat mengenai organ tubuh manapun, mulai dari mata hingga ujung jari kaki. Oleh karena itu, penting bagi semua penderita diabetes untuk tetap waspada dan menjaga kadar gula darah tetap normal.
Komplikasi diabetes mellitus (DM) memiliki 2 jenis, yaitu jangka pendek (akut) dan jangka panjang (kronis). Hipoglikemia dan ketoasidosis merupakan bentuk komplikasi akut diabetes, sedangkan komplikasi kronis diabetes terjadi bila diabetes melitus telah mempengaruhi fungsi mata, jantung, ginjal, kulit, saluran cerna, serta organ dan saraf.
Komplikasi diabetes mellitus akut
Komplikasi diabetes mellitus akut dapat disebabkan oleh 2 penyebab, yaitu fluktuasi kadar gula darah yang drastis. Kondisi ini membutuhkan perhatian medis segera. Perawatan yang terlambat dapat menyebabkan ketidaksadaran dan kejang. , dan bahkan kematian.
Mengontrol kadar gula darah dan faktor risiko lainnya dapat mencegah dan menunda komplikasi penyakit kardiovaskular.
Selain lima komplikasi di atas, komplikasi lain dari diabetes mellitus dapat berupa gangguan pendengaran, penurunan kekebalan, penyakit Alzheimer, depresi, dan masalah gigi dan mulut.
Pengobatan komplikasi diabetes mellitus
Prinsip dasar pengobatan komplikasi diabetes mellitus adalah mengontrol kadar gula darah agar tidak merusak organ tubuh Diet. Gaya Hidup Diabetes.
Semakin baik Anda mengontrol gula darah, tekanan darah dan lipid darah, semakin rendah risiko terkena komplikasi diabetes mellitus.Disarankan agar Anda mengunjungi dokter secara teratur agar diabetes Anda dapat dikontrol dengan baik.
Nutrisi yang tepat dan menerapkan gaya hidup sehat melalui olahraga yang hati-hati, pemeliharaan berat badan, berhenti merokok, dan mencegah tekanan darah tinggi dan kolesterol akan membantu Anda tetap sehat dan mengurangi risiko komplikasi diabetes mellitus.
Jika Anda mengalami salah satu gejala yang dijelaskan di atas atau diketahui memiliki salah satu faktor risiko yang dijelaskan di atas, segera dapatkan bantuan medis. Jangan abaikan tanda dan gejala yang muncul, karena dapat mempersulit perawatan dan pemulihan cedera.Komplikasi penyakit diabetes melitus. .
3. Kerusakan saraf (neuropati diabetik)
Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf dalam tubuh, terutama kaki. Kondisi yang biasa dikenal sebagai neuropati diabetik ini terjadi ketika saraf mengalami kerusakan, baik secara langsung sebagai akibat dari tingginya kadar gula darah maupun berkurangnya aliran darah ke seluruh tubuh.
Kerusakan saraf yang menyebabkan gangguan sensorik dengan gejalanya seperti kesemutan, nyeri atau mati rasa. Kerusakan saraf juga bisa mempengaruhi saluran pencernaan dan juga menyebabkan gastroparesis. ada beberapa Gejala yang meliputi muntah, mual, dan rasa kenyang saat makan.
Komplikasi ini juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi pada pria.Faktanya, kerusakan saraf dapat dicegah dan ditunda ketika diabetes terdeteksi lebih awal, memungkinkan kadar gula darah dikendalikan melalui pola makan dan gaya hidup sehat, dan dengan mengonsumsi obat-obatan yang direkomendasikan. dari dokter
4.Masalah Kaki dan Kulit
Masalah kulit dan nyeri kaki juga umum terjadi jika Anda memiliki komplikasi diabetes yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah dan saraf serta berkurangnya aliran darah ke kaki.
Gula darah tinggi juga mendorong pertumbuhan bakteri dan jamur, terutama ketika kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri berkurang karena diabetes dan masalah kulit dan kaki tidak dapat dihindari.
Jika kaki diabetik tidak dirawat dengan baik, maka berisiko mudah terluka dan terinfeksi sehingga menyebabkan gangren dan ulkus diabetik. Perawatan luka kaki diabetik terdiri dari pemberian antibiotik, perawatan luka yang tepat atau bahkan amputasi, jika kerusakan jaringan sudah parah.
5. Penyakit Kardiovaskular
Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah Hal ini dapat menyebabkan sirkulasi yang buruk ke seluruh tubuh termasuk jantung dan penyempitan pembuluh darah di arteri. arteri (aterosklerosis).
Komplikasi diabetes mellitus akut diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu:
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan kadar gula darah secara drastis akibat peningkatan kadar insulin dalam tubuh akibat terlalu banyak minum obat atau hipoglikemik. obat telat makan.
Gejalanya meliputi penglihatan kabur, detak jantung cepat, sakit kepala, tubuh gemetar, keringat dingin, dan pusing.Mirror gula dalam darah terlalu rendah dan bahkan menyebabkan ketidakberdayaan, kejang dan koma.
Jika anda tidak segera diobati, kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan asam yang berbahaya di dalam darah, yang bisa menyebabkan dehidrasi, sesak nafas, koma, atau bahkan bisa menyebabkan kematian.
Hyperosmolar Hyperglycemic State (HHS)
Kondisi ini juga merupakan kedaruratan medis pada diabetes dengan tingkat kematian hingga 20% SHH yang terjadi karena kadar gula darah yang sangat tinggi selama periode waktu tertentu. mulai dari rasa haus yang hebat, kram yang parah, lemas, gangguan kesadaran, bahkan koma.
Komplikasi diabetes mellitus kronis
Komplikasi jangka panjang biasanya berkembang secara diam-diam bila diabetes tidak dikontrol dengan baik: Kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol meningkatkan risiko komplikasi dari waktu ke waktu, yaitu kerusakan organ yang serius.
Ada Beberapa komplikasi jangka panjang dari diabetes mellitus Sebagai berikut:
1. Retinopati diabetik
Diabetes dapat merusak pembuluh darah di retina. Kondisi ini disebut retinopati diabetik dan dapat menyebabkan kebutaan. Jika terjadi insufisiensi ginjal, pasien harus menjalani cuci darah secara teratur atau transplantasi ginjal.
Deteksi dini, pengendalian gula darah dan tekanan darah, pemberian obat pada tahap awal kerusakan ginjal, dan membatasi asupan protein adalah cara untuk memperlambat perkembangan diabetes yang berujung pada gagal ginjal.
2. Kerusakan ginjal (nefropati diabetik)
Komplikasi diabetes mellitus yang menyebabkan gangguan ginjal disebut nefropati diabetik. Kondisi seperti ini bisa menyebabkan gagal ginjal bahkan bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik. Jika terjadi gagal ginjal, pasien harus jalani cuci darah atau transplantasi ginjal.
Deteksi dini, pengendalian gula darah dan tekanan darah, pemberian obat pada tahap awal kerusakan ginjal, dan membatasi asupan protein adalah cara untuk memperlambat perkembangan diabetes yang berujung pada gagal ginjal.
Apakah diabetes bisa memicu penyakit lain?
1. Penyakit jantung dan pembuluh darah
Komplikasi jangka panjang diabetes mellitus dapat menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular).
Berbagai penyakit kardiovaskular yang terkena diabetes mellitus antara lain penyakit arteri koroner, infark miokard, stroke, penyempitan pembuluh darah.
Kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh juga dapat mempercepat pengerasan pembuluh darah.
2. Kerusakan saraf
Komplikasi diabetes mellitus (dm) bisa menyebabkan kerusakan pada saraf.
Kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh dapat merusak dinding pembuluh darah kecil yang melindungi saraf, terutama kaki.
Dapat menyebabkan kesemutan, mati rasa, terbakar atau nyeri.
Ketidaknyamanan biasanya dimulai pada ujung jari tangan atau kaki dan kemudian secara bertahap menyebar ke atas.
Jika tidak diobati, penderita diabetes mellitus dapat mengalami mati rasa di bagian tubuh mana pun.
Kerusakan saraf yang berhubungan dengan gangguan pencernaan dapat menyebabkan mual, muntah, diare, atau sembelit.
Pada pria, kerusakan saraf yang berhubungan dengan diabetes mellitus dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
3. Kerusakan ginjal
Komplikasi diabetes mellitus juga dapat merusak ginjal.
Ginjal memiliki jutaan pembuluh darah kecil yang menyaring limbah.
Kadar glukosa darah yang tinggi dapat merusak sistem filter.
Bila tingkat kerusakannya parah, penderita diabetes mellitus dapat mengalami penyakit ginjal akut atau gagal ginjal.
4. Gangguan Penglihatan
Komplikasi diabetes mellitus juga dapat merusak mata dan menyebabkan gangguan penglihatan.
Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah di retina, yang berpotensi menyebabkan kebutaan.
Diabetes juga meningkatkan risiko masalah penglihatan seperti katarak dan glaukoma.