Apa beda stroke kanan dan kiri?
Stroke adalah istilah medis untuk suatu kondisi di mana darah tidak dapat mengalir dengan sempurna ke otak. Darah sebenarnya sangat berfungsi dalam meningkatkan fungsi otak karena darah sendiri bertanggung jawab untuk membawa nutrisi dan oksigen ke otak.
Jadi ketika darah tidak dapat mengalir dengan baik ke otak, sel-sel otak menjadi rusak. Pada akhirnya, kematian sel-sel otak dapat menyebabkan organ dan bagian tubuh menjadi tidak terkendali. Inilah asal mula stroke.
Stroke ada dua jenis, orang awam menyebutnya stroke badan kanan dan kiri. Seperti namanya, stroke kanan berarti ada gangguan pada pembuluh darah yang merusak sel-sel otak kanan.Selanjutnya, penyakit pembuluh darah yang merusak sel-sel di sisi kiri otak disebut stroke sisi kiri.
stroke di otak kanan dan kiri memiliki efek yang berbeda pada tubuh, jika stroke di sisi kanan dapat menyebabkan kelumpuhan (hemiparesis) atau gangguan gerakan (hemiplegia) di sisi kanan, antara lain. belahan otak kiri. Tubuh Bagian-bagian tubuh meliputi wajah bagian kiri, kaki kiri dan tangan kiri. Kesulitan berkonsentrasi dan kesulitan melihat bagian tubuh atau benda di sekitarnya.
Sedangkan stroke di sebelah kiri dapat mengakibatkan kelumpuhan (hemiparesis) atau gangguan gerak (hemiplegia) pada tubuh bagian kanan, bagian-bagian tubuh tersebut antara lain wajah bagian kanan, kaki kanan dan tangan kanan. disertai dengan penurunan memori ke sisi kanan tubuh. Gangguan komunikasi berupa kesulitan berbicara, membaca dan menulis.Perasaan menjadi lebih sensitif, emosi menjadi tidak stabil, kesulitan menelan.
Secara umum, stroke kanan dan stroke kiri memiliki banyak pemicu yang sama, sehingga kedua kondisi tersebut dapat terjadi.
Ada berbagai bentuk terapi untuk pasien stroke. Setelah stroke, sebagian besar pasien mengalami hambatan untuk kembali beraktivitas sehari-hari. Fisioterapi stroke dapat mendukung proses rehabilitasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian pasien stroke.
Stroke ringan seperti apa?
Jangan abaikan gejala stroke ringan. Hal ini karena 1 dari 3 orang yang pernah mengalami stroke ringan dapat mengalami stroke beberapa waktu kemudian, terutama jika stroke ringan tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya. dan bagaimana mencegahnya.
Stroke ringan, secara medis dikenal sebagai transient ischemic attack (TIA), terjadi karena penyumbatan timbunan lemak di pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak.
Risiko seseorang terkena stroke ringan lebih tinggi jika memiliki kondisi sebagai berikut:
Usia 55 tahun ke atas
Pernah mengalami stroke ringan sebelumnya atau memiliki riwayat keluarga stroke ringan
Kelebihan berat badan atau obesitas
Kebiasaan merokok
Anda memiliki kondisi medis tertentu, seperti irama jantung yang tidak normal (aritmia), diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan anemia sel sabit
Perbedaan antara stroke ringan dan stroke adalah penyumbatan berumur pendek dan biasanya tidak menyebabkan kerusakan permanen . Namun, dalam beberapa kasus, stroke kecil bisa berubah menjadi stroke.
Mengenali Gejala Stroke Ringan
Orang yang menderita stroke ringan harus segera mencari pertolongan medis Gejala stroke ringan berikut harus dikenali:
Kelumpuhan pada satu sisi tubuh seperti wajah, lengan, atau kaki
Bicara menjadi tidak teratur, tidak jelas dan tidak jelas
Kebingungan atau kesulitan memahami kata-kata orang lain
Penglihatan kabur atau bahkan kebutaan pada satu atau kedua mata
Kesemutan atau mati rasa yang tiba-tiba pada bagian tubuh tertentu
Pusing atau kehilangan keseimbangan secara tiba-tiba
Sakit kepala parah disertai tidak ada penyebab yang datang tiba-tiba
Setelah stroke: apa yang bisa terjadi?
Masalah berikut dapat terjadi setelah stroke:
- melemahnya atau kelumpuhan pada 1 atau 2 sisi tubuh
- Gangguan berpikir, yaitu memori, perhatian, kesadaran, pembelajaran dan penilaian
- Kesulitan berbicara atau memahami bahasa
- Kesulitan mengendalikan emosi
- Mati rasa atau sensasi aneh
- Nyeri atau nyeri tekan pada tangan dan kaki yang memburuk dengan gerakan atau perubahan suhu
- Kesulitan mengunyah dan menelan
- Kesulitan buang air besar dan kecil (BAC)
- Depresi
Berbagai bentuk terapi untuk pasien stroke
Perawatan pasien stroke tergantung pada tingkat keparahan dan kapasitas stroke. Terapi berikut dapat dilakukan:
Terapi Bicara
Terapi Bicara membantu pasien stroke dengan penurunan kemampuan komunikasi, yaitu berbicara atau memahami bahasa.
Fisioterapi
Fisioterapi bertujuan untuk membantu pasien mempelajari kembali cara bergerak dan keseimbangan Terapi latihan untuk mengatasi kekakuan otot.
Terapi Okupasi
Terapi okupasi membantu pasien mendapatkan kembali kemampuan mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, berpakaian, mandi, membaca, dan menulis.
Terapi mengatasi gangguan kognitif dan emosional
Gangguan pikiran dan depresi dapat terjadi pada pasien stroke Untuk mengatasi gangguan kognitif, ada terapi khusus yang dilakukan pada pasien gangguan emosi atau depresi. berupa psikoterapi dan obat-obatan.
Terapi lainnya
Korban stroke dapat menjalani terapi lain untuk mempercepat proses penyembuhan selain terapi yang telah disebutkan, misalnya melalui teknologi berupa stimulasi magnetik otak atau listrik pada ekstremitas, terapi robotik, terapi biologis dan pengobatan alternatif seperti pijat dan akupunktur.
Terapi pasien stroke dapat dilakukan dengan pilihan sebagai berikut:
Unit Rehabilitasi Rawat Inap
Terapi biasanya dimulai saat pasien masih berada di rumah sakit. Pasien, keluarga, dan petugas kesehatan akan mendiskusikan perencanaan terapi tambahan. selama 2 sampai 3 minggu sebagai untuk rehabilitasi intensif.
Fasilitas Rehabilitasi Rawat Jalan
Rehabilitasi rawat jalan dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik Dengan rehabilitasi rawat jalan, pasien datang ke rumah sakit beberapa kali seminggu.
PantiĀ
Panti menawarkan layanan khusus untuk manula yang memiliki kondisi tertentu, termasuk stroke.
Terapi Rumah
Terapi Rumah menawarkan fleksibilitas dan kenyamanan.Dokter atau fisioterapis datang ke rumah Kerugian dari terapi di rumah adalah keterbatasan alat terapi khusus.
Kapan terapi dapat dimulai?
Terapi akan dimulai sesegera mungkin untuk hasil terbaik. Terapi dapat dimulai setelah pasien dirawat di rumah sakit selama 2448 jam dan dokter telah mengkonfirmasi bahwa:
Kondisi stabil
Kontrol kondisi yang mengancam jiwa
Pencegahan stroke berulang
Pencegahan komplikasi terkait stroke
Faktor apa yang mempengaruhi jalannya terapi?
Proses rehabilitasi berbeda untuk setiap orang. Rehabilitasi seringkali memakan waktu lama. Keberhasilan rehabilitasi tergantung pada faktor-faktor berikut:
Kondisi fisik pasien
Kondisi fisik meliputi tingkat keparahan dan dampak stroke terhadap kesehatan fisik dan mental. kognitif, usia pasien pada saat stroke dan kondisi medis lainnya.
Keadaan emosional pasien
Motivasi, perasaan, dan konsistensi pasien dalam terapi juga penting untuk penyembuhan.
Faktor sosial
Faktor sosial meliputi dukungan dari teman dan keluarga.
Faktor dalam proses pengobatan
Proses rehabilitasi dipengaruhi oleh kapan terapi dimulai dan keterampilan tim rehabilitasi.
Dalam kondisi baik, proses pemulihan bisa memakan waktu berbulan-bulan atau berminggu-minggu, dan umumnya pasien membaik antara 12 dan 18 bulan.
Partisipasi Dalam Terapi Pasien Stroke
Proses rehabilitasi pasien stroke meliputi banyak bagian, antara lain:
- Dokter, baik dokter umum maupun ahli saraf
- Perawat Rehabilitasi
- Terapis Fisik
- Terapis Okupasi
- Terapis Bicara dan Bahasa
- Sosial Pekerja
- Psikologis
Anggota keluarga dan teman dekat korban stroke tentu berperan penting dalam proses rehabilitasi. Orang terdekat dapat membantu merehabilitasi pasien dengan cara sebagai berikut:
Membantu pasien dengan terapi fisik di luar sesi
Memberikan dorongan dan kepastian kepada pasien yang pulih
Membantu memotivasi pasien
Mencoba beradaptasi dengan yang baru Sesuaikan kebutuhan pasien Pasien berbicara lebih lambat, misalnya, pada pasien dengan gangguan komunikasi