Apa Saja Penyebab Terjadi Stroke

  • 4 min read

Stroke terjadi ketika bagian-bagian tertentu dari otak kekurangan oksigen dan nutrisi, yang menyebabkan kematian sel-sel otak.

Stroke terjadi ketika pembuluh darah di otak tersumbat oleh bekuan darah (stroke iskemik) atau pecah (stroke hemoragik).Bila ini terjadi, bagian otak kehilangan darah dan oksigen yang dibutuhkannya, yang akhirnya mati.

Otak mengendalikan gerak dan berpikir, sehingga stroke tidak hanya merusak otak, tetapi juga dapat membahayakan kemampuan berpikir, bergerak, dan berfungsi. Stroke dapat mempengaruhi bicara, memori, dan penglihatan. Stroke yang parah bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan atau kematian.

Stroke yang terjadi pada manusia adalah stroke iskemik atau penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis) di otak yang mengganggu aliran darah ke sel-sel otak.Sangat jarang orang mengalami stroke hemoragik (perdarahan otak), yang terjadi saat pembuluh yang darah pecah di dalam atau terletak di dekat otak.

Stroke dapat menyerang siapa saja. Tidak ada batasan usia, jenis kelamin atau waktu. Maka alangkah baiknya jika kita bisa memahami faktor penyebab stroke sejak awal.

1. Hemostasis di daerah otak

Diketahui bahwa salah satu penyebab stroke adalah berhentinya aliran darah ke otak, ketika aliran darah ke otak tersumbat, otak kekurangan oksigen.Sel-sel otak mulai mati, yang melumpuhkan kemampuan tubuh untuk mengontrol. Ada dua jenis, ringan dan berat. Stroke ringan biasanya ditandai dengan kelemahan sementara pada lengan atau kaki. Jenis yang parah dapat menyebabkan kerusakan permanen pada fungsi tubuh bahkan kematian. .

2. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi berbahaya bagi arteri.Jika arteri lemah atau rusak, ini dapat menyebabkan penyumbatan atau kerusakan.Sampai aliran darah tidak normal ke otak dan menyebabkan stroke.Diet memang penting, tapi olahraga juga sangat dianjurkan.

3. Penyakit jantung

Penyakit jantung juga meningkatkan risiko stroke Baca juga: Sering Cegukan dan Mudah tersinggung Anda bisa terkena stroke Gejala Penumpukan plak di arteri area jantung merupakan salah satu penyebab atrial fibrilasi, juga disebut aritmia, juga mempengaruhi stroke.Saat melakukan pemeriksaan kesehatan, pastikan detak jantung Anda dalam kisaran normal.

4. Diabetes

Diabetes juga bisa menyebabkan stroke lho. Karena diabetes dianggap sebagai penyakit yang semakin meningkatkan risiko komplikasi, penderita diabetes lebih mungkin mengalami stroke daripada orang tanpa diabetes. Selama gula darah, tekanan darah, dan kolesterol terkontrol, risiko stroke dapat dikurangi. Hindari stres yang tidak semestinya dan berolahraga dengan rajin untuk hidup yang lebih sehat.

5.Minuman Pemanis Buatan

Ahli gizi mengatakan mereka yang minum setidaknya satu kaleng sehari tiga kali lebih mungkin terkena stroke dan demensia. Pada wanita juga, ini dapat menyebabkan menopause lebih cepat. Disarankan untuk membatasi konsumsi minuman dengan pemanis buatan. untuk kesehatan.

6. Merokok

Merokok tidak hanya buruk bagi kesehatan paru-paru, tetapi juga meningkatkan risiko stroke, yang menurunkan kolesterol baik sekaligus meningkatkan kolesterol jahat.Kadar kolesterol yang tinggi dapat merusak sel-sel yang melapisi pembuluh darah. Ini membuat sel-sel darah lengket dan menggumpal. Kemudian mereka memblokir aliran darah ke jantung dan otak. Masih berani merokok?

7. Stres

Stres sulit dihindari.Tetapi stres juga dapat meningkatkan risiko terkena stroke. Hal ini adanya peningkatan tekanan pada darah ketika saat stress. Coba untuk stres dengan cara melakukan olahraga ringan atau isi kesibukan seperti bermeditasi atau pijat refleksi. coba Berjalan kaki setiap hari setiap pagi atau pun sore untuk mengisi waktu luang supaya tidak stress dan mengurangi tekanan darah.

Terapi apa saja untuk stroke?

Berbagai Pilihan Terapi untuk Pasien Stroke
Berikut ini adalah beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan setelah stroke:

1. Terapi untuk meningkatkan kemampuan fisik

Terapi yang biasanya dokter anjurkan kepada pasien stroke adalah fisioterapi atau fisioterapi. Terapi ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan fisik yang telah melemah atau berkurang sejak stroke.

Terapi ini biasanya dilakukan dengan melatih keterampilan fisik atau motorik pasien, mis. B. meningkatkan kekuatan otot dan koordinasi tubuh, berbagai latihan disesuaikan dengan kondisi pasien.

Misalnya, jika stroke menyebabkan pasien mengalami kesulitan mengunyah makanan, latihan fisik berfokus pada pengembangan kemampuan mengunyah makanan.

Namun, ketika stroke mengakibatkan kelumpuhan bagian tubuh, latihan fisik berfokus pada peningkatan kapasitas dan rentang gerak di area itu.

Dalam kasus tertentu, pasien mungkin diminta untuk menggunakan alat bantu seperti:
tongkat, walker atau alat khusus untuk membantu pasien berjalan, atau menggunakan kursi roda.

Ada juga alat yang disebut ankle brace atau penyangga pergelangan kaki yang dapat membantu menjaga pergelangan kaki tetap stabil dan kuat untuk menopang massa tubuh saat berolahraga.

2. Terapi fisik dengan bantuan teknologi

Sejalan dengan perkembangan teknologo terapi fisik untuk penderiota stroke bisa di lakukan dengan bantuan teknologi, biasanya terapi yang 1 ini memiliki banyak variasi, salah satunya adalah melakukan dengan cara menstimulasi otot yang lemah menggunakan kekuatan listrik.

Tujuannya agar otot berkontraksi sehingga bisa membantu memulihkan kekuatan otot.Ada juga terapi yang menggunakan perangkat robotik yang bisa membantu bagian tubuh yang lumpuh melakukan gerakan berulang atau berulang.

3. Terapi Kognitif dan Emosional

Tidak semua korban stroke mengalami gangguan fisik, ada juga yang mengalami gangguan bicara, kesulitan memahami bahasa orang lain, dll. Kondisi ini juga dapat menyebabkan kelemahan mental pada pasien.

Pasien mungkin merasa sedih, putus asa, dan banyak lagi.Oleh karena itu, selain terapi fisik, pasien stroke juga membutuhkan terapi kognitif dan emosional untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Terapi kognitif dapat membantu pasien stroke yang kehilangan keterampilan kognitif, seperti: B. daya ingat, pengolahan informasi, pengambilan keputusan, keterampilan sosialisasi untuk meningkatkan berbagai keterampilan yang telah menurun akibat stroke.

pasien juga dapat menjalani terapi wicara untuk memulihkan kemampuan bahasa yang terganggu. Selain dapat berbicara, pasien stroke juga dapat meningkatkan kemampuan mendengar dan menulis selama menjalani terapi ini.

Selain itu, pasien yang menderita stroke iskemik dan stroke hemoragik mungkin memerlukan bantuan untuk memperkuat kondisi psikologis mereka yang melemah akibat stroke.Dokter juga dapat merekomendasikan penggunaan antidepresan atau obat serupa lainnya.

4. Terapi Alternatif

Dalam kasus tertentu Anda mungkin merasa lebih baik jika menjalani terapi alternatif seperti pijat, akupunktur, penggunaan tanaman obat atau terapi oksigen untuk memulihkan kualitas hidup.

Oleh karena itu, sebelum melakukan terapi stroke, pastikan dokter Anda mengetahui rencana perawatan yang akan Anda ikuti.Selain itu, lebih baik memprioritaskan terapi yang diusulkan oleh dokter Anda.