Ada berbagai jenis terapi untuk pasien stroke. Pasca stroke, sebagian besar pasien mengalami hambatan untuk kembali beraktivitas sehari-hari. Fisioterapi stroke dapat membantu dalam proses rehabilitasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian pasien stroke.
- 1. Setelah Stroke: Apa yang Bisa Terjadi?
- 2. Berbagai bentuk terapi untuk pasien stroke
- 3. Terapi untuk gangguan kognitif dan emosional
- 4. Kapan terapi dapat dimulai?
- 5. Faktor apa saja yang mempengaruhi kemajuan terapi?
- 6. Partisipasi Terapi Pasien Stroke
- 7. Apa yg dimaksud stroke ringan?
- 8. Apa yang dirasakan penderita stroke ringan?
Setelah Stroke: Apa yang Bisa Terjadi?
- Masalah berikut mungkin terjadi setelah stroke:
- Kelemahan atau kelumpuhan pada satu atau kedua sisi tubuh
- Gangguan berpikir, yaitu memori, perhatian, persepsi, pembelajaran dan penilaian
- Kesulitan berbicara atau memahami bahasa
- Kesulitan mengendalikan emosi
- Mati rasa atau sensasi aneh
- Nyeri atau nyeri tekan di tangan dan kaki yang memburuk dengan gerakan atau perubahan suhu
- Kesulitan mengunyah dan menelan
- Kesulitan menahan buang air besar dan buang air kecil (BAC)
- Depresi
Berbagai bentuk terapi untuk pasien stroke
Terapi untuk pasien stroke tergantung pada tingkat keparahan dan kinerja stroke. Terapi yang dapat dilakukan adalah:
Terapi bicara
Keterampilan komunikatif, yaitu berbicara atau memahami bahasa.
Fisioterapi
Fisioterapi bertujuan untuk memungkinkan pasien mempelajari kembali gerakan dan keseimbangan. Fisioterapi meliputi pelatihan motorik (melatih kekuatan dan koordinasi otot), mobilitas (belajar menggunakan alat bantu gerakan seperti mengobati kekakuan otot.
Terapi okupasi
Melalui terapi okupasi, pasien mempelajari kembali kemampuannya untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, berpakaian , mandi, membaca dan menulis
Terapi untuk gangguan kognitif dan emosional
Gangguan berpikir dan depresi dapat terjadi pada pasien stroke. Ada terapi khusus yang dilakukan untuk mengatasi gangguan kognitif. Pada kasus pasien dengan gangguan emosi atau depresi, penilaian dan terapi berupa terapi psikologis dan pengobatan.
Terapi lain
Selain terapi yang telah disebutkan, korban stroke dapat menjalani terapi lain untuk mempercepat proses penyembuhan, misalnya melalui teknologi berupa stimulasi magnetik otak atau listrik pada anggota badan, terapi robotik, biologis terapi dan pengobatan alternatif seperti pijat dan akupunktur.
Pasien stroke dapat diobati dengan cara berikut:
Unit Rehabilitasi Rawat Inap
Terapi biasanya dimulai sejak pasien di rumah sakit. Pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan akan memberitahu mengenai perencanaan terapi untuk kedepannya. Pasien mungkin akan melakukan terapi dan rawat inap selama 2 sampai 3 minggu sebagai rehabilitasi intensif.
Unit Rehabilitasi Rawat Jalan
Rehabilitasi rawat jalan bisa dilakukan juga di rumah sakit atau klinik. Dalam rehabilitasi rawat jalan, pasien mengunjungi rumah sakit beberapa kali seminggu.
Nursing Home
Nursing Home menyediakan layanan khusus untuk manula dengan kondisi medis tertentu, termasuk stroke.
Terapi Rumah
Terapi Rumah menawarkan fleksibilitas dan kenyamanan. Seorang dokter atau fisioterapis datang ke rumah. Kerugian dari terapi di rumah adalah keterbatasan alat khusus yang diperlukan untuk terapi.
Kapan terapi dapat dimulai?
Terapi dimulai sesegera mungkin untuk mencapai hasil terbaik.Terapi dapat dimulai setelah pasien berada di rumah sakit selama 2448 jam dan dokter telah mengkonfirmasi hal berikut:
- Kondisi stabil
- Kontrol kondisi yang mengancam jiwa
- Pencegahan stroke berulang
- Pencegahan komplikasi terkait dengan kejadian serebrovaskular
Faktor apa saja yang mempengaruhi kemajuan terapi?
Proses rehabilitasi berbeda untuk setiap orang. Tidak jarang rehabilitasi memakan waktu lama. Keberhasilan rehabilitasi tergantung pada faktor-faktor berikut:
Kondisi Fisik Pasien
Kondisi fisik meliputi tingkat keparahan dan dampak stroke terhadap penampilan fisik dan kognitif, usia pasien pada saat stroke, dan kondisi medis lainnya.
- Keadaan emosional pasien
- Motivasi, perasaan, dan konsistensi pasien dalam terapi juga penting untuk penyembuhan.
- Faktor sosial
- Faktor sosial meliputi dukungan dari teman dan keluarga.
- Faktor dalam proses pengobatan
- Proses rehabilitasi dipengaruhi oleh waktu dimulainya terapi dan kompetensi tim rehabilitasi.
Dalam kondisi baik, proses pemulihan bisa memakan waktu beberapa bulan atau minggu, umumnya kondisi pasien membaik antara 12 dan 18 bulan.
Partisipasi Terapi Pasien Stroke
Proses rehabilitasi pasien stroke melibatkan banyak pihak antara lain :
- Dokter, baik dokter umum maupun ahli saraf
- Perawat Rehabilitasi
- Terapis Fisik
- Terapis Okupasi
- Terapis Bicara
- Pekerja Sosial
- Secara psikologis
Anggota keluarga dan teman dekat korban stroke tentu berperan penting dalam proses rehabilitasi. Orang-orang terdekat dapat membantu rehabilitasi pasien dengan cara sebagai berikut:
- membantu pasien melakukan terapi fisik di luar sesi
- mendorong dan membujuk pasien untuk sembuh
- pasien memotivasi pasien
- berusaha terlibat menyesuaikan diri dengan kebutuhan baru pasien pasien, misalnya berbicara lebih lambat
- dengan pasien dengan masalah komunikasi
Apa yg dimaksud stroke ringan?
Stroke ringan adalah stroke yang berlangsung hanya dalam waktu singkat dan dapat hilang dalam hitungan menit atau jam. Namun, Anda harus mewaspadai stroke ringan, karena ini bisa menjadi gejala stroke permanen yang memerlukan penanganan segera.
Stroke ringan, juga dikenal secara medis sebagai serangan iskemik transien (TIA), adalah suatu kondisi di mana suplai darah ke otak untuk sementara terputus karena penyumbatan di pembuluh darah otak. Meski berumur pendek dan tidak menyebabkan kerusakan otak permanen, Anda tetap perlu waspada karena stroke ringan bisa menjadi peringatan bahwa Anda berisiko terkena stroke yang lebih serius di kemudian hari.
Apa yang dirasakan penderita stroke ringan?
Gejala stroke ringan
Gejala stroke ringan umumnya mirip dengan stroke permanen, berikut beberapa gejalanya:
Otot-otot wajah melemah, menyebabkan satu sisi wajah terkulai
Kesulitan mengangkat kedua lengan dan kaki karena kelemahan atau mati rasa
Gangguan kemampuan berbicara, misalnya kesulitan berbicara dan bicara tidak teratur atau bahkan ketidakmampuan berbicara
kesemutan di bagian tubuh yang terkena stroke ringan seperti wajah, lengan dan kaki kedua mata
kehilangan tubuh sistem keseimbangan dan koordinasi
kesulitan menelan
Perbedaan Perbedaan mendasar antara stroke ringan dan stroke adalah tingkat keparahan obstruksi yang menghalangi aliran darah ke otak. Pada kasus stroke ringan, sumbatan masih ringan dan belum merusak saraf di otak secara permanen.
Selain itu, sementara penyumbatan aliran darah ke otak yang terjadi selama stroke begitu parah sehingga saraf di otak rusak, gejala-gejala stroke ringan juga dapat membaik dalam beberapa menit atau jam.
Faktor Risiko Stroke Ringan
Telah disebutkan bahwa stroke ringan disebabkan oleh penyumbatan suplai darah ke otak, yang dapat diakibatkan oleh penumpukan plak atau gumpalan udara di arteri.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke ringan, antara lain:
- Usia di atas 55.
- Stroke dalam keluarga
- Merokok
- Konsumsi makanan berlemak dan asin
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Kondisi medis tertentu seperti tekanan darah tinggi , obesitas dan diabetes
- Aritmia jantung
- Jika Anda mengalami salah satu gejala stroke ringan, segera hubungi dokter atau rumah sakit terdekat untuk perawatan yang tepat .
- Dokter melakukan serangkaian tes untuk memastikan diagnosis, termasuk pemeriksaan fisik, tes darah, dan tes pendukung seperti CT scan, MRI, EKG, dan sinar-X.
Diagnosis dokter akan menyesuaikan pengobatan dengan penyebab stroke ringan Anda. Dokter mungkin meresepkan obat untuk mencegah pembekuan darah atau untuk menghilangkan penumpukan plak dari arteri yang memasok darah ke otak.