Pengertian Stroke dan Pasca Stroke
Pasca stroke adalah tahapan yang diikuti ketika pasien pernah mengalami stroke sebelumnya. Stroke merupakan masalah besar dan serius. Ini adalah penyebab utama kedua kecacatan pada orang di atas 60 tahun. stroke menyebabkan stres psikososial dan biaya yang sangat tinggi.
Solusi Bagi Korban Stroke
Pasien yang menderita stroke membutuhkan rehabilitasi medis agar dapat merawat diri sendiri dan melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terus membebani keluarganya. Namun, tidak semua pasien memiliki kesempatan untuk melanjutkan program rehabilitasi setelah kembali dari perawatan di rumah, terutama karena tidak tersedianya fasilitas rehabilitasi medis yang dekat dengan tempat tinggal pasien.Secara umum, rehabilitasi stroke subakut dan kronis dapat dikelola melalui prosedur rehabilitasi medis sederhana yang tidak memerlukan peralatan yang rumit. Berfokus pada upaya untuk menghindari komplikasi imobilisasi yang dapat memperburuk kondisi dan mengembalikan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari. Diharapkan pasien dapat mencapai kualitas hidup yang lebih baik.Pelayanan kesehatan primer memegang peranan yang sangat penting.
Stroke Syndrome
Patologi stroke dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu hemoragik dan iskemia.Gejala klinis stroke bervariasi tergantung pada bagian otak yang mengalami gangguan sirkulasi atau derajat gangguan aliran darah ke otak.
Gangguan Fungsi Akibat Stroke
Dalam rehabilitasi medis, istilah fungsi mengacu pada kemampuan/kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari, hiburan atau hobi, pekerjaan, interaksi sosial, dan perilaku lain yang diperlukan. Kegiatan sehari-hari seseorang tentunya sangat beragam, setiap individu berbeda dengan orang lain. Aktivitas sehari-hari yang dinilai adalah keterampilan dasar untuk melakukan aktivitas kemandirian yaitu makan dan minum, mandi, berpakaian, berhias, menggunakan toilet, mengontrol buang air kecil dan besar, penggerak (transfer), mobilitas berjalan kaki dan menaiki tangga.
Proses Pemulihan Stroke
Proses pemulihan dari stroke dibagi menjadi pemulihan neurologis (fungsi saraf kranial) dan pemulihan fungsional (kemampuan untuk melakukan aktivitas fungsional).
Pemulihan neurologis terjadi lebih awal setelah stroke. Mekanisme yang mendasarinya adalah pemulihan fungsi sel otak di penumbra yang mengelilingi area infark yang sebenarnya, pemulihan diaschisis, dan/atau pembukaan kembali sirkuit saraf yang sebelumnya tertutup atau terputus. Kemampuan fungsional pulih secara paralel dengan pemulihan neurologis. pemulihan terjadi.
Beberapa derajat pemulihan fungsional mungkin masih terjadi setelah kerusakan otak yang persisten, terutama dalam 36 bulan pertama setelah stroke. Hal inilah yang menjadi fokus utama rehabilitasi medik, yaitu mengembalikan kemandirian pasien untuk mencapai kemampuan fungsional yang optimal. Proses pemulihan fungsional didasarkan pada proses reorganisasi atau plastisitas otak melalui:
A. Proses Substitusi
Proses ini sangat bergantung pada rangsangan eksternal yang diberikan oleh terapi latihan menggunakan berbagai metode terapi. Mencapai hasil sangat tergantung pada jaringan kognitif, visual, dan proprioseptif yang utuh yang membantu membentuk proses pembelajaran dan plastisitas otak.
B. Proses Kompensasi
Proses ini membantu menyeimbangkan keinginan pasien untuk aktivitas fungsional dan kemampuan fungsional pasien yang tersisa. Hasil dicapai melalui latihan berulang untuk fungsi tertentu, pemberian alat bantu atau ortotik, perubahan perilaku, atau perubahan lingkungan.
Intervensi medis untuk rehabilitasi stroke
Rehabilitasi stroke secara umum dibagi menjadi beberapa fase.Klasifikasi rehabilitasi medik ini digunakan sebagai acuan untuk menentukan tujuan dan jenis tindakan rehabilitasi yang akan dilakukan yaitu:
Fase akut stroke :
2 minggu pertama setelah stroke
Pada fase ini status hemodinamik pasien menjadi tidak stabil biasanya di rumah sakit, ia mungkin di bangsal normal atau di unit stroke.
Fase stroke subakut: antara 2 minggu dan 6 bulan setelah stroke
Pada fase ini, status hemodinamik pasien umumnya stabil dan diperbolehkan untuk pulang, kecuali pasien yang memerlukan perawatan rehabilitasi intensif ringan dan sebagian kecil (sekitar 10%) pasien kembali rumah dengan konsekuensi yang sangat serius dan membutuhkan perhatian penuh dari orang lain. .
Pada fase subakut, pasien diharapkan untuk mulai mempelajari kembali aktivitas dasar perawatan diri dan berjalan.Dengan atau tanpa rehabilitasi, sistem saraf otak akan mereorganisasi setelah stroke.Melalui rehabilitasi, reorganisasi otak yang terbentuk diarahkan untuk mencapai kemampuan fungsional yang optimal yang dapat dicapai pasien, melalui sirkuit yang memungkinkan gerakan lebih terarah menggunakan energi/energi seefisien mungkin, hal ini dapat dicapai melalui terapi gerakan terstruktur. dengan pengulangan terus menerus dan mempertimbangkan kinesiologi dan biomekanik gerakan.
Prinsip-prinsip rehabilitasi stroke:
gerakan
terapi gerakan, sebaiknya latihan gerakan fungsional.
Jangan biarkan pasien melakukan aktivitas gerakan yang tidak normal.
Gerakan fungsional dapat dilatih ketika stabilitas inti tercapai.
Persiapkan pasien dalam kondisi terbaik. Persepsi dan semua modalitas sensorik utuh.
Tindakan rehabilitasi pada stroke fase subakut ditujukan untuk:
mencegah komplikasi tirah baring
mempersiapkan/mempertahankan kondisi yang memungkinkan pemulihan fungsional yang optimal
memulihkan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari
memulihkan kebugaran fisik dan mental
kronis fase Stroke : lebih dari 6 bulan setelah stroke
Fase kronis Rehabilitasi stroke
Program latihan untuk stroke kronis tidak jauh berbeda dengan fase sebelumnya, hanya sirkuit gerakan/aktivitas yang dilatih pada fase ini, sehingga lebih sulit karena hasil latihan sirkuit baru masih dapat berkembang ketika ditujukan untuk menghaluskan sirkuit prasetel, menghasilkan gerakan yang lebih baik dan penggunaan energi yang lebih efisien untuk aktivitas aktif yang optimal.
Mengapa pasien stroke harus di fisioterapi?
Peran Fisioterapi pada Korban Stroke
Kerusakan sel-sel otak akibat stroke menyebabkan pasien kehilangan sebagian atau sebagian fungsi tubuhnya, sehingga memerlukan pelatihan ulang sejak awal.
Latihan fisik penting karena membantu sel-sel otak yang abadi menggantikan peran sel-sel otak yang mati.
Namun, latihan ini sulit dilakukan sendiri karena melemahnya otot dan hilangnya fungsi dan keseimbangan otot.
Oleh karena itu, terapi fisik diperlukan untuk pasien stroke. Berikut beberapa peran terapi fisik pada korban stroke:
Mencegah kekakuan pada tubuh
Setelah terkena stroke, tubuh dan otak segera mulai pulih dari kerusakan otak dan hilangnya fungsi otot.
Peran terapi fisik pada pasien stroke saat ini adalah untuk merangsang otot dan saraf yang terkena stroke untuk menjaga aliran darah dan mencegah kekakuan pada tubuh.
Membimbing pasien untuk mempelajari kembali gerakan fisik dasar
Fisioterapi sangat membantu karena latihan fisik dapat dilakukan di bawah bimbingan langsung dari para profesional yang memahami proses pemulihan setelah stroke. Perawatan biasanya melibatkan mempelajari kembali gerakan-gerakan dasar yang sulit atau tidak mungkin bagi korban stroke, seperti: B. meningkatkan kekuatan di lengan dan kaki atau mendapatkan kembali kemampuan untuk berjalan.
Proses ini penting bagi pasien stroke yang dipulangkan dari rumah sakit agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Menjadi Dukungan Moral bagi Korban Stroke
Stroke mengakibatkan hilangnya fungsi dasar tubuh untuk melakukan gerakan sederhana, membuat banyak pasien tidak dapat melakukan pekerjaan yang biasa mereka lakukan.
Dalam situasi ini, pasien merasa tidak berguna dan kehilangan keinginan untuk hidup.
Peran terapi fisik pada pasien stroke sangat penting karena jika pasien mampu menyelesaikan latihan sederhana yang dilakukan selama terapi fisik, kepercayaan diri akan pulih. Selain itu, selama terapi, fisioterapis dapat menjadi lawan bicara pasien, mendengarkan keluhan pasien.
Edukasi Keluarga
Peran terapi fisik pada korban stroke tidak kalah pentingnya dengan mendidik keluarga tentang bagaimana mereka dapat membantu pasien melalui proses pemulihan.
Terapis juga dapat mengajarkan latihan sederhana yang dapat dilakukan di rumah bersama keluarga untuk membantu korban stroke pulih lebih cepat. Selain itu, fisioterapis dapat memberikan saran tentang fasilitas apa saja yang dapat ditambahkan di rumah untuk memudahkan korban stroke dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Seseorang yang menderita stroke berdampak besar bagi keluarganya. Oleh karena itu, peran terapi fisik pada pasien stroke sangat penting dalam menjaga kualitas hidup.
Kesimpulan
Efek dari gejala sisa stroke beragam dan kompleks. Rehabilitasi stroke membutuhkan keterlibatan para profesional sebagai sebuah tim, terus-menerus mendiskusikan evolusi hasil dan secara dinamis menentukan intervensi yang tepat dan tepat. Namun, tidak semua pasien dengan mudah menemukan dokter spesialis. Pelayanan Rehabilitasi Apa lagi yang dapat dilakukan untuk membantu pasien dan keluarga Mencegah gejala sisa dan memulihkan kemandirian pasien sekaligus dapat mengurangi beban psikososial dan ekonomi keluarga.Profesi medis memiliki peran yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan primer sebagai ujung tombak masyarakat.